Jadi Pesyiar Jannah Firdaus Bogor, Dapet Apa, Yang bener Aja? Mustahil Rugi Pasti Untung Dong

Jadi Pesyiar Jannah Firdaus Bogor, Dapet Apa, Yang bener Aja? Mustahil Rugi Pasti Untung Dong

Penulis : Fajri Nur Mutaqin S.Psi (Kreatif Jannah Firdaus Bogor)

Edisi : Jumat 8 Maret 2024

Akhir-akhir ini lagi ramai di jagat media sosial konten plesetan, seperti makan di pagi hari itu namanya harapan ya, setelah hari senin itu selesai ya, obat ketika sakit kepala itu wismagrib ya, dan masih banyak lagi kreativitas lain yang disajikan. Melihat karena udah banyaknya netizen yang terpeleset, mimin izin share bahan aktivitas untuk penguatan di Bulan Ramadhan yang tinggal beberapa hari lagi ya. 

Percaya kan kalau setiap manusia itu unik dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Mereka semua hidup dari satu fase menuju fase yang lain. Dalam setiap fasenya ada tugas-tugas dan amanah yang harus tuntas diselesaikan. Pastinya saat menjalani amanah, seseorang ada yang merasa tertekan dan tertantang karena dituntut untuk mampu memahami, menguasai, dan menyelesaikan masalah yang dihadapi, tentunya sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya. Seorang bijak pernah mengatakan “Orang yang bekerja itu terbagi pada 4 kuadran, kuadran pertama mereka yang bekerja dengan terpaksa, kuadran kedua mereka yang bekerja karena kewajiban, kuadran ketiga mereka yang bekerja karena kebutuhan, kuadran keempat mereka yang bekerja karena cinta” 

Pada kuadran pertama, seseorang melakukan serangkaian pekerjaan dengan terpaksa, tidak ada semangat dalam menjalaninya, penuh dengan keluh kesah, hanya bekerja jika diperintah oleh atasannya saja, minim kreativitas karena yang dilakukan monoton berjam-jam tanpa tahu arah dan tujuan kemana pekerjaan tersebut akan membawanya. Ketika pekerjaan selesai tiada kepuasan dan kepercayaan diripun tidak terasah dan berkembang. Sayang banget kan kalau terus berada di zona ini, kalau kamu termasuk di dalamnya, maka kamu perlu naik kelas ke kuadran berikutnya. 

Pada kuadran kedua ini, seseorang melakukan pekerjaannya karena kewajiban. Kuadran ini satu tingkat lebih baik dari sebelumnya. Dia sudah mengetahui hal-hal apa saja yang menjadi tanggung jawabnya secara jelas dan terperinci. Tentu dengan kemampuan yang dimilikinya ia bisa survive dan menyelesaikan kewajibannya dengan baik. Sudah bersedia menginvestasikan waktu setiap harinya untuk memikirkan, merencanakan, mendiskusikan hal-hal apa saja yang sekiranya menjadi hambatan dan tantangan selama bekerja dan perlahan mengambil keputusan  setelah melalui berbagai proses. Ketika kewajiban selesai biasanya di awal bulan dia akan mendapatkan haknya sesuai dengan etos kerja yang dirawat sebelumnya. Apakah kamu sudah merasa cukup berada di kuadran kedua ini? tentu belum ya, kamu masih punya kesempatan untuk masuk ke kuadran setelahnya agar lebih menyala. 

Pada kuadran ketiga, seseorang melakukan pekerjaan karena kebutuhan. Disini individu satu kali lebih tinggi dibanding kuadran sebelumnya. Mengapa demikian, karena selain kewajiban-kewajiban yang telah dibebankan kepadanya harus terselesaikan, secara bersamaan dia pun harus menata kembali dirinya untuk mengambil peran lain untuk menanggung dan menjadi pemenuh kebutuhan keluarganya. Ada istri yang harus dinafkahi, ada anak-anak yang masih kecil untuk biaya susu, popok, jajan, biaya sekolah dan lain sebagainya, belum lagi anak remaja yang juga butuh eksistensi dan fase pencarian jati diri yang selalu diawasi dan diarahkan. Tentu seseorang pada kuadran ini akan merasa lebih tenang jika kebutuhan-kebutuhan yang mengikat tadi bisa dituntaskan dan ditunaikan satu persatu dengan baik, maka kepercayaan dirinya jauh lebih baik dan terlihat lebih banyak senyumnya. 

Kuadran yang terakhir, seseorang melakukan pekerjaan karena didorong oleh cinta. Inilah puncak dari kuadran dalam dunia pekerjaan. Tentunya di kuadran ini individu sudah memantapkan diri dan hatinya untuk terus melakukan apa yang dicintainya. Bukan sekedar mencintai pekerjaan dan menuntaskan semua kewajiban dan kebutuhan yang ditanggungnya selama ini, lebih luas dari itu sosok ini sudah memikirkan dan membuat strategi agar semakin banyak orang-orang di luar sana yang ikut merasakan kebaikan dan manfaat dari yang telah dijalani dan dirawat sebelumnya. Mulai mengepakkan sayap dan bersiap untuk terbang lebih tinggi karena fase-fase sebelumnya sudah terlampaui. Melihat permasalahan yang dihadapi dari sudut pandang yang lebih luas dan bisa menenangkan riuh ombak besar yang menghadang kapalnya. Mereka adalah sosok leader yang diharapkan keberadaannya, selalu dirindukan ketiadaanya, selalu diiringi doa-doa oleh orang-orang terdekatnya, serta menjadi leader yang terhormat dihadapan orang banyak, dan tetap menjadi teladan di dalam keluarga besarnya. 

Masya Allah, semoga kamu bisa sampai pada kuadran terakhir ya, kesungguhan dan kesabaran inilah yang menjadi kunci. Empat kuadran diatas adalah hasil refleksi setahun penulis selama berada di Jannah Firdaus Bogor. Alhamdulillah, Allah sayang keluarga besar Jannah Firdaus Bogor terbukti atas izin-Nya lebih dari 2000 jamaah umroh dan haji yang telah diberangkatkan wasilah kebersamaan dan kesungguhan para pesyiar Baitullah yang senantiasa konsisten hingga saat ini. Para Leader yang sudah mulai mampu merangkul dan meyakinkan jamaah yang pernah umroh bersamanya untuk menjadi bagian keluarga baru ini, mensyiarkan Baitullah agar semakin banyak orang-orang baik yang terbuka hatinya dan menjadi saksi bahwa kedua kota suci Makkah Al Mukaromah dan Madinah Al Munawarah ini sumber magnet terbesar di muka bumi ini yang mampu menarik dan menghadirkan ketenangan yang tiada duanya. Semoga program-program baik yang telah ditetapkan bisa semakin mendekatkan kita semua para Pesyiar Baitullah untuk semakin tangguh, semangat dan siap menghadapi berbagai skenario kehidupan yang akan datang, sehingga Allah kembali hadirkan amanah-amanah baru yang banyak dan bisa dituntaskan dengan pelayanan dan khidmat terbaik,  Aamiin yaa Rabbal ‘Aalamiin 

Berkah selalu untuk kita semua

Jannah Firdaus… Sahabat Perjalanan Meraih Surga… Umroh Mabrur… In sya Allah…